Waspada 7 Modus Penipuan WhatsApp yang Kuras Rekening

Waspada 7 Modus Penipuan WhatsApp yang Kuras Rekening

Tabloid Gadget WhatsApp telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, dengan lebih dari 3 miliar pengguna di seluruh dunia. Aplikasi ini memudahkan komunikasi, mulai dari pesan pribadi hingga urusan bisnis. Namun, popularitasnya juga menjadikannya sasaran empuk penjahat siber. Oleh karena itu, pengguna perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman yang kian canggih.

Waspada Modus Penipuan WhatsApp yang kini bermunculan dengan berbagai trik licik! Penjahat memanfaatkan kepercayaan pengguna untuk mencuri data pribadi hingga menguras rekening bank. Dari malware tersembunyi hingga penyamaran sebagai kenalan, tujuh modus penipuan berikut patut Anda kenali. Mari kita telusuri satu per satu agar Anda tetap aman di dunia digital.

Bacaan Lainnya

Malware dalam Gambar (Steganography)

Modus steganography kini jadi ancaman serius. Penjahat siber menyembunyikan malware di gambar yang tampak tidak berbahaya, seperti meme atau foto. Ketika Anda mengunduh gambar tersebut, malware diam-diam menginstal diri di ponsel Anda. Akibatnya, penjahat bisa mencuri kata sandi, OTP, hingga detail rekening bank. Contohnya, seorang pria di Jabalpur, India, kehilangan Rp2 juta hanya karena menyimpan gambar dari nomor tak dikenal. Untuk menghindari ini, matikan fitur unduh otomatis di WhatsApp dan hindari mengunduh media dari sumber asing.

Penipuan Investasi Palsu

Selanjutnya, penipuan investasi melalui grup WhatsApp kian marak. Penjahat mengundang Anda ke grup yang tampak profesional, dengan anggota yang memuji keuntungan investasi. Mereka lalu menawarkan panduan pribadi, mengarahkan Anda ke platform trading palsu. Seorang konsultan bank di Dubai, misalnya, kehilangan Rp18 juta setelah mentransfer dana ke rekening yang diberikan admin grup. Untuk amannya, selalu teliti platform investasi dan hindari transfer ke rekening yang mencurigakan.

Penyamaran sebagai Teman atau Keluarga

Modus lain yang populer adalah penipuan “teman dalam kesulitan”. Penjahat menyamar sebagai kenalan Anda, menggunakan foto profil dan gaya bicara serupa, lalu meminta uang dengan alasan darurat. Di Inggris, Action Fraud melaporkan banyak korban kehilangan ribuan pound karena modus ini. Jadi, jika mendapat pesan mencurigakan, segera hubungi kontak tersebut melalui nomor resmi untuk memverifikasi. Jangan pernah langsung mengirim uang

Penipuan Berbagi Layar

Kemudian, ada penip “‘berbagi layar” yang kini marak di Spanyol. Penjahat menghubungi Anda melalui panggilan video, berpura-pura sebagai pegawai bank atau teknisi, lalu meminta Anda mengaktifkan fitur berbagi layar. Saat Anda melakukannya, mereka mencuri kode verifikasi atau detail bank yang muncul di layar. Sejak Juni 2025, polisi Singapura melaporkan kerugian hingga Rp54 miliar akibat modus ini. Solusinya? Jangan pernah berbagi layar dengan orang tak dikenal.

Penipuan KYC Palsu

Penipuan KYC (Know Your Customer) juga patut diwaspadai. Penjahat mengirim pesan yang mengklaim akun bank atau SIM Anda terdeteksi b masalah, lalu meminta dokumen pribadi atau tautan untuk “verifikasi”. Di India, banyak pengguna terjebak setelah mengklik tautan semacam ini. Akibatnya, data pribadi mereka dicuri, dan rekening mereka terkuras. Selalu periksa sumber resmi, seperti situs web bank, sebelum mengirim informasi sensitif.

Penipuan Manajer Perusahaan

Selain itu, penjahat kini menargetkan karyawan perusahaan dengan menyamar sebagai atasan. Mereka menggunakan nomor WhatsApp dengan foto profil manajer, lalu meminta transfer dana untuk proyek mendesak. Di Bengal Barat, seorang akuntan kehilangan Rp360 juta karena modus ini. Untuk mencegahnya, verifikasi setiap permintaan transfer melalui saluran resmi, seperti email atau telepon kantor.

Penipuan Bantuan Pemerintah

Terakhir, penipuan yang mengatasnamakan lembaga pemerintah, seperti DWP di Inggris, kian meningkat. Penjahat mengirim pesan tentang bantuan, seperti Winter Fuel Allowance, dengan tautan yang meminta detail bank untuk “verifikasi”. Banyak warga Inggris tertipu setelah mengklik tautan tersebut. Ingat, lembaga resmi jarang meminta data sensitif melalui WhatsApp. Selalu cek sumber resmi, seperti situs GOV.UK, sebelum bertindak.

Tips Aman Menghindari Penipuan

Untuk melindungi diri, lakukan langkah-langkah berikut. Pertama, aktifkan autentikasi dua faktor (2FA) di WhatsApp dan aplikasi perbankan. Kedua, hindari mengklik tautan atau mengunduh file dari nomor tak dikenal. Ketiga, perbarui pengaturan privasi WhatsApp agar hanya kontak tepercaya yang bisa mengirim media. Keempat, jika curiga, laporkan pesan mencurigakan ke WhatsApp dan otoritas, seperti polisi atau bank Anda. Terakhir, selalu verifikasi identitas pengirim melalui panggilan atau saluran resmi.

Waspada dan Proaktif

Pada akhirnya, penipuan WhatsApp terus berkembang dengan metode yang semakin canggih. Dengan mengenali tujuh modus ini—dari steganography hingga penipuan bantuan pemerintah—Anda bisa melindungi rekening dan data pribadi. Jadi, tetap waspada, perbarui pengaturan keamanan, dan jangan mudah percaya pesan mencurigakan. Apakah Anda pernah menemui pesan aneh di WhatsApp? Bagikan pengalaman Anda untuk membantu orang lain tetap aman!

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *