Tabloid Gadget – Mulai 20 Juni 2025, Uni Eropa mewajibkan semua ponsel dan tablet mencantumkan label efisiensi energi. Aturan ini bertujuan meningkatkan transparansi bagi konsumen. Namun, Apple menyatakan keberatan terhadap metode pengujian yang diterapkan. Mengapa aturan ini muncul, dan apa alasan Apple menolak? Mari kita bahas secara mendalam.
Latar Belakang Aturan Label Efisiensi Energi
Uni Eropa terus mendorong keberlanjutan lingkungan. Oleh karena itu, mereka menerapkan aturan baru untuk ponsel dan tablet. Label ini mencakup tujuh indikator utama, seperti efisiensi energi (skala A hingga G), daya tahan baterai, dan keandalan perangkat. Selain itu, aturan ini mensyaratkan lima tahun pembaruan perangkat lunak dan tujuh tahun ketersediaan suku cadang. Tujuannya? Memberi konsumen informasi jelas tentang dampak lingkungan perangkat mereka. Dengan demikian, konsumen dapat memilih produk yang lebih ramah lingkungan.
Aturan ini berlaku untuk semua ponsel dan tablet dengan layar hingga 17,4 inci, termasuk telepon rumah nirkabel. Produsen harus menempelkan label pada kemasan produk dan laman resmi mereka. Akibatnya, perusahaan seperti Apple harus menyesuaikan strategi mereka di pasar Eropa.
Keberatan Apple terhadap Aturan Ini
Apple, sebagai salah satu raksasa teknologi, tidak sepenuhnya setuju dengan aturan ini. Mereka mengkritik metode pengujian Uni Eropa. Menurut Apple, metode tersebut tidak jelas, tidak realistis, dan berpotensi menyesatkan konsumen. Dalam dokumen setebal 44 halaman, Apple menjelaskan bahwa pengujian tersebut tidak mencerminkan penggunaan perangkat secara nyata. Misalnya, pengujian baterai tidak mempertimbangkan pola penggunaan sehari-hari.
Selain itu, Apple menilai beberapa produk mereka mendapat peringkat rendah, seperti iPad yang memperoleh nilai G. Padahal, Apple dikenal dengan produk berkinerja tinggi dan hemat energi. Oleh karena itu, mereka secara sukarela memberikan peringkat lebih rendah pada iPhone dan iPad untuk menunjukkan ketidaksetujuan mereka. Langkah ini memicu diskusi luas di media sosial dan forum teknologi.
Dampak bagi Konsumen dan Industri
Bagi konsumen, label ini membantu membuat keputusan pembelian yang lebih cerdas. Mereka dapat membandingkan efisiensi energi antarperangkat dengan mudah. Namun, peringkat rendah dari merek ternama seperti Apple bisa menimbulkan kebingungan. Apakah perangkat dengan nilai G benar-benar buruk? Atau, apakah ini hanya masalah metodologi pengujian?
Sementara itu, industri teknologi menghadapi tantangan baru. Produsen harus berinvestasi untuk memenuhi standar Uni Eropa. Selain itu, mereka perlu memastikan ketersediaan suku cadang selama tujuh tahun. Hal ini mendorong inovasi, tetapi juga meningkatkan biaya produksi. Akibatnya, harga ponsel di Eropa berpotensi naik.
Kesimpulan: Aturan label efisiensi energi di Uni Eropa menandai langkah besar menuju keberlanjutan. Meski begitu, keberatan Apple menunjukkan adanya celah dalam metode pengujian. Dengan demikian, Uni Eropa perlu menyempurnakan aturan ini agar lebih akurat dan adil. Bagi konsumen, informasi tambahan ini tetap bermanfaat untuk masa depan yang lebih hijau.