Tabloid Gadget – Qualcomm baru-baru ini mengambil langkah mengejutkan dengan membatalkan proyek chip Snapdragon 8 Elite 2 berteknologi 2 nm bersama Samsung Foundry. Keputusan ini memicu perbincangan di industri teknologi, karena chip tersebut menjadi andalan untuk ponsel flagship Android, termasuk seri Galaxy S26. Lalu, apa alasan di balik pembatalan ini, dan bagaimana dampaknya bagi Samsung serta pasar smartphone? Mari kita telusuri lebih dalam.
Latar Belakang Proyek Snapdragon 8 Elite 2
Qualcomm awalnya berencana mengembangkan dua varian Snapdragon 8 Elite 2: satu menggunakan teknologi 3 nm dari TSMC (SM8850-T) dan satu lagi dengan proses 2 nm dari Samsung Foundry (SM8850-S). Varian 2 nm, yang dikenal dengan kode “Kaanapali S,” menjanjikan efisiensi daya dan performa lebih tinggi. Bahkan, chip ini menjadi eksklusif untuk Galaxy S26 Ultra. Namun, Qualcomm menghapus identifikasi SM8850-S dari dokumen resmi mereka, yang menandakan penghentian proyek tersebut.
Alasan Pembatalan
Meskipun Qualcomm belum mengeluarkan pernyataan resmi, banyak spekulasi menyebutkan masalah rendemen sebagai penyebab utama. Samsung Foundry hanya mencapai rendemen sekitar 50% untuk proses 2 nm, jauh di bawah ambang batas 70% yang diperlukan untuk produksi massal. Rendemen rendah ini meningkatkan risiko chip cacat, sehingga menaikkan biaya produksi. Akibatnya, Qualcomm memilih TSMC, yang menawarkan proses 3 nm lebih stabil dan terbukti andal. Selain itu, biaya produksi TSMC yang lebih terkendali juga memengaruhi keputusan ini.
Dampak bagi Samsung Foundry
Keputusan ini menjadi pukulan berat bagi Samsung Foundry, yang berusaha menyaingi dominasi TSMC di industri semikonduktor. Dengan gagalnya proyek ini, Samsung kehilangan peluang besar untuk memperkuat reputasinya di pasar foundry. Padahal, Samsung telah menginvestasikan banyak sumber daya untuk meningkatkan teknologi 2 nm mereka, termasuk pada chip Exynos 2600. Kini, mereka harus bekerja lebih keras untuk memperbaiki rendemen dan menarik klien besar seperti Qualcomm di masa depan.
Implikasi untuk Pasar Smartphone
Akibat pembatalan ini, sebagian besar ponsel flagship Android yang rilis pada akhir 2025 hingga awal 2026 akan menggunakan chip Snapdragon 8 Elite 2 berbasis 3 nm dari TSMC. Meskipun teknologi 3 nm tetap canggih, absennya varian 2 nm dapat menunda terobosan besar dalam efisiensi daya dan performa. Selain itu, harga prototipe Snapdragon 8 Elite 2 melonjak hingga $15.000, yang berpotensi memengaruhi biaya pengembangan ponsel flagship.
Langkah ke Depan
Meski menghadapi tantangan, Samsung Foundry masih memiliki peluang. Mereka tengah mengembangkan chip Exynos 2600 dan proyek lain seperti “Trailblazer” bersama Qualcomm untuk aplikasi non-smartphone. Sementara itu, Qualcomm tetap berkomitmen untuk meluncurkan chip 2 nm pada 2026, kemungkinan melalui TSMC. Dengan demikian, persaingan di industri semikonduktor akan semakin sengit.
Kesimpulan
Pembatalan proyek Snapdragon 8 Elite 2 2 nm oleh Qualcomm menunjukkan tantangan besar dalam pengembangan teknologi semikonduktor canggih. Bagi Samsung Foundry, ini menjadi kemunduran, tetapi juga peluang untuk memperbaiki proses produksi mereka. Sementara itu, TSMC semakin kokoh sebagai pemimpin pasar. Dengan persaingan yang terus berkembang, kita nantikan bagaimana Qualcomm dan Samsung menyikapi dinamika ini di masa mendatang.