Tabloid Gadget – Dunia virtual reality (VR) bergemuruh dengan kabar terbaru dari Meta. Meta Reality Labs baru-baru ini memamerkan prototipe headset VR yang diyakini sebagai cikal bakal Meta Quest 4. Dengan Field of View (FoV) mencapai 180 derajat, desain ringkas, dan teknologi canggih, perangkat ini menjanjikan pengalaman VR lebih imersif. Apakah ini benar-benar Meta Quest 4? Mari kita jelajahi detailnya.
FoV 180 Derajat yang Mengesankan
Pertama-tama, prototipe ini menonjol dengan FoV 180 derajat, mendekati sudut pandang alami manusia sekitar 200 derajat. Sebagai pembanding, Meta Quest 3 hanya memiliki FoV 104 derajat secara horizontal. Lonjakan ini menciptakan dunia virtual yang lebih luas dan nyata. Meta menggunakan lensa pancake canggih untuk menghasilkan FoV lebar tanpa menambah bobot. Berbeda dari headset seperti Pimax, yang FoV-nya lebar tetapi besar, prototipe ini tetap ringkas.
Selain itu, desainnya menyerupai kacamata besar, bukan headset VR konvensional. Dengan bobot lebih ringan dari Quest 3, perangkat ini nyaman untuk sesi panjang. Desain ini juga membuka peluang untuk mengintegrasikan augmented reality (AR), menjadikannya jembatan antara VR dan AR.
Performa dan Teknologi Mutakhir
Untuk mendukung pengalaman imersif, Meta menyematkan teknologi terbaru pada prototipe ini. Meski spesifikasi pasti belum resmi, rumor menyebutkan chipset Qualcomm Snapdragon XR3 atau varian lebih baru. Chip ini menawarkan performa lebih kencang dan hemat daya dibandingkan XR2 Gen 2 pada Quest 3. Dengan 12GB RAM dan penyimpanan hingga 512GB, prototipe ini mampu menjalankan game VR berat dan aplikasi mixed reality.
Selanjutnya, perangkat ini memiliki pelacakan mata dan ekspresi wajah, fitur yang ada di Quest Pro. Teknologi ini mendukung foveated rendering, yang meningkatkan kualitas grafis di area pandang pengguna, sehingga meringankan beban prosesor. Beberapa sumber menyebutkan Meta memakai layar micro-OLED dengan resolusi 4K+ per mata, menghasilkan visual tajam mendekati standar retina.
Mixed Reality dan Passthrough Lebih Jernih
Selain VR, prototipe ini unggul di mixed reality (MR). Dengan kamera RGB beresolusi tinggi, passthrough menampilkan dunia nyata lebih jernih dibandingkan Quest 3, yang hanya mencapai 18 PPD untuk MR. Prototipe ini menawarkan 30 PPD, mendekati pengalaman tanpa headset. Fitur ini memungkinkan pengguna berinteraksi dengan lingkungan nyata sambil menikmati elemen virtual, seperti hologram atau aplikasi kerja.
Selain itu, tombol khusus memudahkan pengguna beralih antara mode passthrough dan immersive. Meta juga mengintegrasikan Meta AI, yang memberikan saran kontekstual berdasarkan lingkungan. Misalnya, Anda bisa membuka kulkas dan meminta resep dari bahan yang ada.
Desain Nyaman dan Modern
Prototipe ini tampil ramping dengan bingkai paduan magnesium dan distribusi bobot yang seimbang. Meta menghilangkan tali tebal ala ski goggles, menggantinya dengan halo strap mirip PSVR 2. Pengguna bisa menyesuaikan interpupillary distance (IPD) dengan roda penyesuaian, memastikan kenyamanan untuk berbagai wajah.
Namun, daya tahan baterai masih jadi tantangan. Perangkat ini bertahan sekitar 2,5 jam, serupa dengan Quest 3. Meski begitu, Meta sedang mengembangkan teknologi baterai baru untuk memperpanjang waktu penggunaan pada versi final.
Posisi Pasar dan Antisipasi
Menurut Tabloid Gadget, prototipe ini menunjukkan ambisi Meta untuk memimpin pasar VR. Dengan peluncuran diperkirakan pada 2026, Meta Quest 4 bisa menjembatani headset VR premium dan terjangkau. Harganya kemungkinan berkisar $599–$799, lebih mahal dari Quest 3 ($499) tetapi lebih murah dari Quest Pro ($1.499). Di Indonesia, antusiasme VR terus tumbuh, terutama setelah kesuksesan Quest 3S, versi hemat Quest 3.
Meski begitu, beberapa pengguna di platform seperti X mengkhawatirkan harga dan ketersediaan game eksklusif. Meta menjanjikan 100+ aplikasi baru dan kompatibilitas penuh dengan library Quest 3. Selain itu, Quest Link dan Air Link memastikan akses ke game PC VR, memperluas pilihan pengguna.
Tantangan dan Harapan
Meskipun FoV 180 derajat mengesankan, lensa lebar ini bisa menyebabkan distorsi di tepi pandangan. Meta perlu menyempurnakan optik sebelum produksi massal. Selain itu, pengguna mengharapkan cloud streaming yang lebih fleksibel untuk pengalaman VR tanpa batas.
Kesimpulan
Prototipe Meta Quest 4 menghadirkan lompatan besar dalam teknologi VR. Dengan FoV 180 derajat, desain ringkas, dan fitur mixed reality, perangkat ini berpotensi mengubah cara kita menikmati dunia virtual. Meski masih dalam pengembangan, antusiasme terhadap Meta Quest 4 sudah tinggi. Bagi penggemar VR di Indonesia, perangkat ini patut dinanti. Pantau kabar terbarunya untuk melihat apakah Meta mewujudkan visi ambisius ini!