Gen Z Bosan dengan Smartphone, Beralih ke Ponsel Jadul

Gen Z Bosan dengan Smartphone, Beralih ke Ponsel Jadul

Tabloid Gadget Generasi Z, yang tumbuh bersama teknologi canggih, kini mengejutkan dunia dengan tren baru. Mereka meninggalkan smartphone modern dan memilih ponsel jadul, seperti BlackBerry dan flip phone. Fenomena ini, yang viral di TikTok, mencerminkan keinginan Gen Z untuk hidup sederhana dan bebas dari jeratan digital. Dengan alasan nostalgia hingga kejenuhan terhadap notifikasi, berikut ulasan tentang mengapa ponsel jadul populer di kalangan anak muda.

Nostalgia dan Estetika yang Unik

Ponsel jadul memikat Gen Z karena estetika dan nostalgia. Banyak anak muda, meski lahir setelah era BlackBerry pada awal 2000-an, terpikat oleh desain retro. Mereka menyukai tombol fisik dan lampu LED yang berkedip. Video TikTok dengan tagar #blackberry telah mencapai 125.000 unggahan. Gen Z membeli ponsel bekas dari eBay atau menghiasnya dengan manik-manik dan gantungan kunci. Desain smartphone modern yang seragam—hanya lempengan kaca—mendorong mereka mencari sesuatu yang berbeda. Oleh karena itu, ponsel seperti BlackBerry Classic atau Nokia 3310 menjadi simbol pemberontakan estetis.

Bacaan Lainnya

Selain itu, keyboard fisik memberikan pengalaman mengetik yang taktil. Banyak pengguna menikmati suara “klik” saat mengetik. Suara ini terasa lebih autentik dibandingkan layar sentuh. Dengan kata lain, ponsel jadul menawarkan pengalaman yang personal dan menyenangkan.

Melawan Kecanduan Digital

Kemudian, Gen Z beralih ke ponsel jadul untuk mengurangi kecanduan digital. Mereka menghabiskan rata-rata 7 jam sehari di depan layar. Banyak yang merasa terjebak dalam notifikasi dan media sosial. Seorang TikToker dengan 2,7 juta penonton menyatakan, “Smartphone saya menghancurkan hidup saya.” Untuk mengatasi ini, mereka memilih ponsel jadul dengan fungsi dasar seperti telepon dan SMS. Beberapa bahkan menggunakan BlackBerry Messenger. Dengan demikian, mereka tetap terhubung tanpa gangguan aplikasi seperti TikTok.

Studi dari jurnal Partners Universal Innovative Research Publication (2021-2024) menunjukkan penjualan “brick phone” melonjak 148% di usia 18-24 tahun. Penggunaan smartphone turun 12%. Fenomena “dopamine diet” membantu Gen Z fokus tanpa gangguan algoritma. Misalnya, ponsel seperti Punkt atau Light Phone populer di Inggris untuk akhir pekan tanpa smartphone.

Biaya Terjangkau dan Digital Wellbeing

Selanjutnya, ponsel jadul menawarkan solusi hemat biaya. Gen Z membeli BlackBerry bekas seharga $100 di eBay atau Facebook Marketplace. Smartphone flagship sering melebihi $1.000. Oleh karena itu menjadi alternatif menarik. Peralihan ini juga menunjukkan kesadaran akan kesehatan digital. Melissa DiMartino, profesor psikologi dari New York Institute of Technology, mengatakan smartphone memicu reaksi kimia di otak mirip efek narkoba. Ini menciptakan kecanduan yang membuat pengguna kesepian.

Dengan ponsel jadul, Gen Z menemukan keseimbangan. Mereka berkomunikasi tanpa terpaku pada layar. Di Inggris, banyak anak muda menggunakan “Do Not Disturb” atau ponsel sederhana pada akhir pekan untuk waktu luang tanpa gangguan.

Tantangan dan Masa Depan Tren Ini

Namun, beralih ke ponsel jadul tidak selalu mudah. Budaya digital saat ini mengandalkan smartphone untuk perbankan dan tiket digital. Meski begitu, beberapa perusahaan menghidupkan desain retro dengan sentuhan modern. Di Tiongkok, perusahaan meluncurkan BlackBerry Q20 modern. Proyek Titan 2 5G juga sukses di Kickstarter. Namun, Gen Z lebih memilih ponsel bekas karena nostalgia dan harga.

Ke depannya, tren ini mungkin terus berkembang. Survei di Inggris oleh More In Common (2024) menemukan dua pertiga Gen Z percaya media sosial lebih merugikan. Dengan demikian, ponsel jadul bukan tren sementara, tetapi bagian dari gaya hidup minimalis digital.

Mengapa Gen Z Memilih Jalan Ini?

Secara keseluruhan, peralihan Gen Z ke ponsel jadul menunjukkan keinginan mengambil kendali atas waktu mereka. Dengan mengurangi ketergantungan pada smartphone, mereka mencari kebebasan dari tekanan digital. Meski tantangan seperti keterbatasan fitur ada, estetika, biaya rendah, dan manfaat kesehatan mental membuat ponsel jadul diminati. Bagi Gen Z, ini bukan sekadar nostalgia, tetapi langkah berani untuk hidup mindful di era digital.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *