Tabloid Gadget – Apple, raksasa teknologi yang terkenal dengan inovasinya, kini menghadapi tantangan besar dengan asisten virtualnya, Siri. Meskipun Siri menjadi pelopor asisten virtual saat debut pada 2011, perkembangan pesat di bidang kecerdasan buatan (AI) membuatnya tertinggal jauh. Berdasarkan laporan terbaru dari Bloomberg dan The Information pada Agustus 2025, Apple salah mengantisipasi laju kemajuan AI generatif, menyebabkan Siri kalah saing dengan asisten modern seperti Google Gemini dan Grok dari xAI. Berikut ulasan tentang mengapa Siri tertinggal dan langkah Apple untuk mengejar ketertinggalan.
Siri tertinggal di era AI, Pada awalnya, Siri memukau pengguna dengan kemampuan pengenalan suara dan respons kontekstual. Namun, Apple fokus pada privasi dan pemrosesan on-device, yang membatasi kemampuan Siri untuk mengakses data eksternal secara real-time. Sementara itu, kompetitor seperti Google dan xAI memanfaatkan model AI berbasis cloud untuk memberikan jawaban yang lebih cerdas dan kontekstual. Akibatnya, Siri sering gagal menangani pertanyaan kompleks atau memberikan respons yang terasa kaku dibandingkan asisten lain.
Salah Langkah Strategis Apple
Apple awalnya menganggap AI generatif sebagai tren sementara, menurut sumber internal yang dikutip The Information. Perusahaan ini memprioritaskan ekosistem perangkat keras dan perangkat lunaknya, seperti iPhone 17 dan iOS 19, daripada mengembangkan model AI besar seperti GPT-4 atau Llama. Namun, keberhasilan ChatGPT pada 2022 mengubah lanskap teknologi. Pengguna mulai menuntut asisten yang mampu menangani percakapan kompleks, menulis kode, atau menganalisis data, yang menjadi kelemahan Siri.
Selain itu, pendekatan Apple yang berfokus pada privasi membatasi data pelatihan untuk Siri. Google Gemini, misalnya, memanfaatkan data penelusuran Google yang luas, sementara Grok mengakses postingan X untuk informasi real-time. Siri, yang bergantung pada pemrosesan lokal, kesulitan menjawab pertanyaan terkini atau memberikan wawasan mendalam. Meski privasi menjadi nilai jual Apple, pendekatan ini membuat Siri kurang kompetitif di era AI generatif.
Persaingan Ketat di Era AI
Sementara Apple berjuang, kompetitor melesat jauh. Google Gemini, dengan integrasi ke Android 16, menawarkan kemampuan multimodal seperti analisis gambar dan pencarian kontekstual. Grok, yang dikembangkan xAI, unggul dengan kemampuan DeepSearch untuk menganalisis data web secara iteratif. Bahkan asisten seperti Amazon Alexa telah berevolusi dengan model AI yang lebih canggih. Siri, di sisi lain, masih bergulat dengan tugas sederhana seperti menangani perintah berulang atau memahami aksen pengguna.
Menurut laporan pengguna di X, Siri sering memberikan jawaban yang ketinggalan zaman atau gagal memahami konteks percakapan. Misalnya, saat diminta menganalisis tren teknologi 2025, Siri cenderung memberikan respons umum, sedangkan Grok menawarkan wawasan spesifik berdasarkan data terkini. Dengan demikian, Apple kehilangan keunggulan di pasar yang kini didominasi oleh AI generatif.
Langkah Apple untuk Menutup Celah
Apple menyadari ketertinggalan ini dan mulai bertindak. Pada WWDC 2025, perusahaan ini memperkenalkan Apple Intelligence, sebuah inisiatif untuk meningkatkan kemampuan AI di seluruh ekosistemnya. Apple Intelligence mengintegrasikan model AI generatif ke iOS 19, iPadOS 19, dan macOS Sequoia, dengan fokus pada peningkatan Siri. Perusahaan ini juga merekrut talenta AI dari OpenAI dan Google untuk mempercepat pengembangan.
Selain itu, Apple menjalin kemitraan dengan OpenAI untuk mengintegrasikan teknologi ChatGPT ke Siri, meskipun langkah ini menuai kritik karena bertentangan dengan nilai privasi Apple. Namun, kemitraan ini memungkinkan Siri menangani tugas seperti penulisan teks dan analisis data dengan lebih baik. Apple juga mengembangkan model AI on-device bernama Ajax, yang diharapkan debut pada iPhone 17 series di September 2025. Ajax menjanjikan pemrosesan AI yang lebih cepat tanpa mengorbankan privasi.
Tantangan ke Depan
Meski Apple berupaya keras, tantangan tetap ada. Pengembangan AI on-device membutuhkan perangkat keras canggih, seperti A19 Pro dan M5, yang meningkatkan biaya produksi. Selain itu, Apple harus menyeimbangkan privasi dengan kebutuhan akan data eksternal untuk menyaingi asisten berbasis cloud. Jika Apple gagal, Siri berisiko semakin tertinggal, terutama dengan kemajuan cepat kompetitor.
Namun, Apple memiliki keunggulan ekosistem yang kuat. Dengan lebih dari 2 miliar perangkat aktif, perusahaan ini dapat mendorong adopsi Siri melalui integrasi di iPhone, iPad, dan Mac. Jika Apple Intelligence berhasil, Siri bisa kembali bersaing, terutama di kalangan pengguna yang mengutamakan privasi.
Kesimpulan
Apple salah mengantisipasi laju AI generatif, membuat Siri tertinggal di era AI. Fokus pada privasi dan pemrosesan on-device membatasi kemampuan Siri dibandingkan Google Gemini atau Grok. Namun, dengan Apple Intelligence dan kemitraan strategis, perusahaan ini berupaya mengejar ketertinggalan. Peluncuran iOS 19 dan iPhone 17 pada September 2025 akan menjadi ujian besar bagi Siri. Jika berhasil, Apple bisa merebut kembali posisinya di puncak inovasi AI. Nantikan apakah Siri dapat bangkit atau terus tertinggal di persaingan yang semakin sengit.