tabloidgadget.com – Sony, raksasa elektronik asal Jepang, menghadapi sorotan besar setelah laporan menyebutkan perusahaan ini menghentikan produksi smartphone Xperia di fasilitas sendiri. Dengan peluncuran Xperia 1 VII pada Mei 2025, rumor tentang outsourcing produksi ke pihak ketiga memicu pertanyaan: apakah Sony benar-benar berhenti memproduksi Xperia? Selanjutnya, artikel ini mengulas fakta, spekulasi, dan implikasinya di pasar smartphon.
Latar Belakang dan Laporan Terbaru
Pada akhir Mei 2025, laporan dari Sumaho Digest mengungkap Sony menghapus kata “smartphone” dari daftar produk di situs web manufakturnya di Thailand dan Tiongkok. Sebagai contoh, ketiga fasilitas Sony—dua di Thailand dan satu di Tiongkok—tidak lagi mencantumkan smartphone sebagai bagian dari lini produksi. Selain itu, Xperia 1 VII, flagship terbaru Sony, disebut sebagai ponsel pertama yang sepenuhnya diproduksi oleh pihak ketiga. Langkah ini menandakan perubahan strategi besar, setelah Sony mengalihkan produksi ponsel kelas menengah ke OEM (Original Equipment Manufacturer) beberapa tahun lalu.
Spesifikasi Xperia 1 VII: Tetap Berinovasi
Meski produksi beralih, Sony tetap mengendalikan desain dan spesifikasi Xperia 1 VII. Oleh karena itu, ponsel ini menawarkan fitur unggulan yang mempertahankan identitas merek:
-
Prosesor: Snapdragon 8 Elite dengan RAM 12GB dan penyimpanan 256GB (dapat diperluas hingga 2TB via microSD).
-
Kamera: Sistem tiga kamera dengan ultrawide 48MP (sensor 1/1.56 inci), kamera utama 50MP, dan telephoto 12MP. Fitur Xperia Intelligence berbasis AI meningkatkan kualitas foto dan video.
-
Audio: Teknologi Walkman menghadirkan sirkuit audio premium dan jack headphone 3,5mm, fitur langka di flagship modern. Misalnya, komponen suara high-end menjamin kualitas audio tak tertandingi.
-
Layar: AMOLED 6,5 inci dengan resolusi 1080×2340 (396 ppi), menggunakan teknologi Bravia TV untuk warna akurat.
-
Baterai: Kapasitas 5.000mAh dengan pengisian cepat 45W dan pengisian nirkabel.
-
Harga: Mulai £1.399 di Inggris (sekitar Rp27.999.000 di Indonesia, estimasi).
Selanjutnya, Sony menawarkan bonus headphone WH-1000XM5 senilai $300 untuk pembelian di pasar tertentu, meningkatkan daya tarik. Namun, Xperia 1 VII tidak tersedia di Amerika Serikat, melanjutkan tren absennya Xperia 1 VI di pasar tersebut.
Mengapa Sony Mengalihkan Produksi?
Sony mengalihkan produksi Xperia ke pihak ketiga untuk memangkas biaya dan meningkatkan efisiensi operasional. Sebagai contoh, pasar smartphone global sangat kompetitif, dengan Sony hanya menguasai kurang dari 1% pangsa pasar. Selain itu, persaingan dari raksasa seperti Apple, Samsung, dan Xiaomi mendorong Sony untuk fokus pada desain dan inovasi teknologi, seperti kamera Alpha dan audio Walkman, alih-alih manufaktur. Oleh karena itu, outsourcing memungkinkan Sony tetap bersaing tanpa beban biaya produksi tinggi. Namun, langkah ini memicu kekhawatiran di kalangan penggemar tentang kualitas dan identitas merek Xperia.
Apakah Ini Akhir Xperia?
Meski Sony tidak lagi memproduksi Xperia di fasilitas sendiri, perusahaan ini belum mengonfirmasi penghentian lini Xperia. Sebaliknya, laporan menegaskan Sony terus mengembangkan desain dan spesifikasi, menjaga ciri khas seperti jack headphone 3,5mm dan slot microSD. Misalnya, Xperia 1 VII tetap menargetkan pengguna niche, seperti penggemar fotografi dan audiofil, dengan fitur yang tidak dimiliki kompetitor. Selanjutnya, tidak adanya Xperia 5 VI pada 2024 menimbulkan spekulasi tentang penyederhanaan lini produk, tetapi Sony belum mengumumkan penghentian seri ini. Oleh karena itu, Xperia kemungkinan terus berlanjut, meski dengan strategi produksi baru.
Tantangan dan Persaingan
Sony menghadapi tantangan besar di pasar smartphone. Pertama, harga Xperia 1 VII yang tinggi (£1.399) bersaing langsung dengan iPhone 16 Pro dan Samsung Galaxy S25 Ultra, yang menawarkan distribusi lebih luas dan ekosistem lebih kuat. Kedua, absennya Xperia di AS, pasar terbesar ketiga, membatasi potensi penjualan. Selain itu, kualitas kontrol produksi pihak ketiga menjadi perhatian, meskipun Sony menegaskan tetap mengawasi standar kualitas. Namun, keunggulan Xperia, seperti layar 4K-ready (jika diupgrade) dan kamera berbasis teknologi Alpha, tetap menarik bagi pengguna spesifik.
Strategi Pasar dan Ketersediaan
Sony memasarkan Xperia 1 VII di Jepang, Eropa, dan Inggris melalui pre-order mulai Mei 2025, dengan penjualan resmi pada Juni 2025. Sebagai contoh, di Indonesia, ponsel ini tersedia melalui e-commerce seperti Shopee dan Tokopedia, dengan estimasi harga Rp27.999.000. Selanjutnya, Sony menawarkan garansi 12 bulan dan dukungan purna jual untuk menjaga kepercayaan konsumen. Selain itu, strategi bundling dengan headphone WH-1000XM5 meningkatkan nilai jual di pasar Asia dan Eropa. Namun, keterbatasan stok di beberapa wilayah dapat menghambat akses konsumen.
Kesimpulan
Sony tidak sepenuhnya berhenti memproduksi smartphone Xperia, melainkan mengalihkan proses manufaktur ke pihak ket-Lainnya untuk efisiensi. Oleh karena itu, Xperia 1 VII tetap hadir dengan inovasi kamera, audio, dan desain khas Sony, menargetkan pengguna niche. Selanjutnya, penggemar teknologi di Indonesia dapat menantikan peluncuran melalui platform e-commerce dengan harga kompetitif. Meski demikian, tantangan seperti harga tinggi dan persaingan ketat tetap ada. Xperia terus hidup, tetapi masa depannya bergantung pada kemampuan Sony menjaga kualitas dan relevansi di pasar yang dinamis.