Tabloid Gadget – Qualcomm, perusahaan teknologi terkemuka asal Amerika, kini melangkah maju dengan menguji chip Wear OS terbaru yang mereka beri kode nama “Aspen”. Chip ini, yang dikenal secara internal sebagai SW6100, menawarkan performa lebih cepat dan efisiensi daya yang unggul untuk smartwatch berbasis Wear OS. Di tengah persaingan sengit dalam industri wearable, Qualcomm berupaya memperkuat posisinya melawan raksasa seperti Apple dan Samsung. Apa yang membuat chip ini istimewa? Mari kita jelajahi lebih lanjut.
Fitur Unggulan Chip “Aspen”
Qualcomm merancang chip “Aspen” dengan konfigurasi inti 1+4, yaitu satu inti Arm Cortex-A78 dan empat inti Arm Cortex-A55. Kombinasi ini meningkatkan performa sekaligus menjaga efisiensi daya. Dibandingkan Snapdragon W5 Gen 1, chip ini membawa lompatan besar. Snapdragon W5, yang meluncur pada 2022, menggunakan empat inti Cortex-A53. Kini, Qualcomm memilih Cortex-A78 dan A55 untuk mempercepat pemrosesan dan menghemat energi.
Selain itu, chip ini mendukung RAM LPDDR5X, yang mempercepat transfer data dan mengurangi konsumsi daya. Qualcomm juga memanfaatkan proses manufaktur TSMC, kemungkinan dengan teknologi 3nm, untuk meningkatkan efisiensi. Akibatnya, pengguna smartwatch bisa menikmati baterai yang lebih tahan lama tanpa kehilangan performa. Menariknya, Qualcomm menjajaki penggunaan inti Oryon, seperti yang ada pada chipset smartphone flagship mereka. Namun, untuk saat ini, mereka fokus mengoptimalkan Wear OS.
Kerjasama dengan Google dan Peran AI
Qualcomm bekerja sama dengan Google untuk memastikan chip “Aspen” mendukung fitur-fitur canggih Wear OS. Salah satu keunggulan utama adalah integrasi kecerdasan buatan (AI). Dino Bekis, VP & GM of Wearables Qualcomm, menyatakan bahwa chip ini membawa kemampuan mirip PC, termasuk dukungan AI yang lebih pintar. Meski detail tentang coprocessor AI masih terbatas, chip ini kemungkinan memiliki unit khusus untuk tugas seperti pengenalan suara atau analisis data kesehatan.
Kerjasama ini juga mencakup eksplorasi arsitektur RISC-V. Langkah ini menunjukkan ambisi Qualcomm untuk mengurangi ketergantungan pada Arm, yang bisa menjadi terobosan besar. Dengan demikian, smartwatch berbasis “Aspen” akan lebih responsif dan cerdas dalam menjalankan aplikasi. Pengguna pun bisa menantikan pengalaman yang lebih mulus, mulai dari notifikasi hingga pelacakan aktivitas.
Persaingan Ketat di Industri Wearable
Pasar wearable terus berkembang, dengan Apple Watch dan Samsung Galaxy Watch mendominasi segmen premium. Qualcomm, melalui chip “Aspen”, ingin memberi solusi kuat bagi produsen seperti Oppo, Itel, dan Xiaomi. Chip ini, yang kemungkinan bernama Snapdragon Wear W6, akan meluncur pada September 2025 di Snapdragon Summit. Smartwatch yang menggunakannya diperkirakan tersedia pada 2026.
Sebagai gambaran, Snapdragon W5 Gen 1 meningkatkan efisiensi baterai hingga 50% dibandingkan generasi sebelumnya. Kini, chip “Aspen” menargetkan performa lebih tinggi dengan proses 3nm dan RAM LPDDR5X. Dengan begitu, smartwatch masa depan bisa menangani tugas kompleks, seperti pelacakan kesehatan real-time atau integrasi asisten virtual, sambil tetap hemat daya.
Tantangan yang Dihadapi Qualcomm
Meski menjanjikan, Qualcomm menghadapi beberapa rintangan. Pertama, persaingan dengan Apple dan Samsung tidak hanya soal hardware tetapi juga ekosistem perangkat lunak. Wear OS masih perlu mengejar watchOS dalam hal integrasi yang mulus. Oleh karena itu, kolaborasi dengan Google sangat penting. Kedua, peluncuran pada 2026 memberi peluang bagi pesaing untuk bergerak lebih cepat.
Namun, Qualcomm memiliki keunggulan dalam fleksibilitas. Chip “Aspen” cocok untuk smartwatch kelas menengah hingga premium, memungkinkan lebih banyak merek mengadopsinya. Dengan fokus pada efisiensi dan AI, Qualcomm tidak hanya mengejar performa tetapi juga pengalaman pengguna yang lebih baik. Langkah ini memperluas potensi Wear OS di pasar global.
Manfaat untuk Pengguna
Bagi konsumen, chip “Aspen” menghadirkan smartwatch yang lebih cepat, hemat energi, dan cerdas. Bayangkan perangkat yang melacak detak jantung, pola tidur, dan aktivitas fisik dengan akurat sambil bertahan seharian. Dengan AI, smartwatch bisa memberikan saran kesehatan yang lebih personal atau menjalankan perintah suara dengan lancar. Produsen seperti Oppo dan Xiaomi kemungkinan akan menggunakan chip ini untuk menawarkan perangkat kompetitif dengan harga lebih terjangkau dibandingkan Apple Watch.
Secara keseluruhan, chip “Aspen” menandai langkah besar Qualcomm dalam mengembangkan Wear OS. Dengan performa tinggi, efisiensi daya, dan dukungan AI, chip ini berpotensi mengubah cara kita menggunakan smartwatch. Meski peluncurannya masih setahun lagi, antusiasme sudah terasa di kalangan penggemar teknologi. Akankah Qualcomm berhasil menantang dominasi Apple dan Samsung? Kita tunggu saja.